![]() |
Wak Subrata saat membersihkan permukaan sungai yang tertutupi eceng gondok, ganggang, dan sampah rumah tangga, Kamis (3/4/2025). |
METROPLUS.ID – KARAWANG | Di sebuah aliran irigasi sekunder di Dusun Cilempuk, Desa Purwamekar, Kecamatan Rawamerta, terlihat pemandangan yang biasa namun penuh makna. Dua orang pria tua tengah berjuang membersihkan permukaan sungai yang tertutupi eceng gondok, ganggang, dan sampah rumah tangga.
Tumbuhan air yang berasal dari famili Pontederiaceae ini sudah sejak lama
menjadi masalah, mengganggu estetika dan memperlambat laju aliran air yang
harusnya bergerak lancar menuju hilir.
Di antara keduanya, terlihat seorang pria tua yang lebih semangat
dibandingkan usia dan kondisi tubuhnya, Wak Subrata.
Meski matahari mulai tergelincir ke arah barat, namun cukup terasa hangat
saat menyentuh kulit.
Pria berusia lebih dari 60 tahun ini terus mengayunkan galah dengan ujung
besi berbentuk huruf Lam dalam huruf hijaiyah. Dengan sabar dan tekun, ia
mengurai kepadatan eceng gondok yang menggumpal di permukaan sungai.
"Uwak setiap hari membersihkan sungai ini, tapi eceng gondoknya selalu
banyak," ujar Wak Subrata saat ditemui awak media Metroplus.id pada Kamis
(3/4/2025).
Tak tampak raut lelah di wajahnya meski peluhnya menetes dari lipatan
keriput yang menandakan banyaknya waktu yang telah ia habiskan.
Wak Subrata memang sudah terbiasa membersihkan sungai tersebut. Rumahnya
yang terletak tepat di sebelah sungai membuatnya tidak bisa lepas dari
pemandangan yang mengganggu tersebut.
"Mau tidak mau, Uwak melihat ini setiap hari," ujarnya sambil
menunjuk eceng gondok yang memenuhi permukaan air.
Tak hanya eceng gondok, seringkali ia juga menemukan sampah dan bangkai
hewan yang terperangkap di tengah gumpalan tumbuhan air tersebut.
"Pernah Uwak dapat sekarung bangkai ayam yang sudah membusuk. Uwak yang
tinggalnya dekat sungai merasa terganggu dengan aroma bangkai itu," cerita
Wak Subrata.
Meski demikian, semangat Wak Subrata tak pernah pudar. Setiap kali debit air
sungai cukup tinggi dan eceng gondok menghalangi aliran, ia rela turun ke
sungai untuk membersihkannya.
"Kalau airnya cukup deras, Uwak suka turun ke sungai, tapi kalau airnya
tidak terlalu deras, Uwak membersihkannya dari pinggir saja. Soalnya suka
gatal-gatal kalau airnya kurang deras," tambahnya sambil tertawa kecil.
Meski bukan tugas menjaga kebersihan sungai, tapi Wak Subrata sudah
menanamkan komitmennya untuk menjaga lingkungan sekitar. Walaupun dengan usia
yang semakin menua, semangatnya untuk menjaga kebersihan sungai tetap membara.
Bagi Wak Subrata, sungai bukan hanya sumber air, tapi juga bagian dari
kehidupan yang harus dirawat.
"Rumah Uwak menghadap sungai, jadi Uwak merasa ini juga adalah tanggung
jawab Uwak untuk menjaga kebersihan dan kelancaran aliran airnya," ujarnya
dengan penuh keyakinan.
Semangat dan ketulusan Wak Subrata dalam menjaga kebersihan sungai ini
adalah contoh nyata dari kepedulian terhadap lingkungan, yang meskipun sering
dianggap sepele, memiliki dampak besar bagi keberlanjutan ekosistem dan
kehidupan masyarakat sekitar. (*)